Senin, 18 Februari 2013

Vaksinasi Dapat Diberikan Ketika Anak Sakit

Ibu-ibu tak perlu khawatir jika anak Anda sakit ketika jadwal imunisasi telah tiba. Vaksinasi atau imunisasi awalnya memang diperuntukkan bagi mereka yang sehat. Namun, vaksin tetap dapat diberikan walaupun anak sedang sakit.

Dalam buku Panduan Imunisasi Anak yang disusun oleh Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), pemberian vaksinasi pada anak yang sakit ringan terbukti efektif dan aman. Karena saat seseorang sakit, tubuh akan berusaha melawan penyakit tersebut.

Di sisi lain, tubuh tetap memiliki kemampuan melawan masuknya penyakit lain. Jadi saat anak diberikan vaksin, tubuh akan merespon penbentukan antibodi.

"Ketakutan memberikan vaksin terhadap individu akan mengakibatkan terlambatnya jadwal vaksinasi dan tidak terlindungi, sehingga berpotensi menjadi sumber penularan penyakit di sekitarnya," tulis buku tersebut.

Lalu kapan seorang anak tidak boleh divaksinasi?

Ketika mereka memiliki risiko efek samping yang berat, reaksi alergi berat (syok anafilaksis) terhadap suatu vaksin maupun komponen vaksin, serta penyakit akut dengan atau tanpa demam.

Menurut rekomendasi World Health Organization (WHO), anak dengan penyakit di bawah ini tetap diberikan vaksinasi, yaitu:
- Alergi atau asma kecuali jika diketahui ada alergi terhadap komponen khusus vaksin.
- Sakit ringan dengan infeksi pernafasab atau diare dengan suhu di bawah 38,5 derajat celcius.
- Riwayat keluarga tentang peristiwa yang membahayakan setelah imunisasi.
- Pengobatan antibiotik.
- Dugaan infeksi atau positif terinfeksi HIV tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda AIDS.
- Sakit kronis seperti jantung, paru-paru, ginjal, atau hati.
- Kondisi saraf tidak stabil, seperti kelumpuhan otak atau Down sindrom.
- Bayi lahir prematur atau berat lahir rendah.
- Pembedahan baru atau direncanakan dengan segera.
- Riwayat sakit kuning saat lahir.
- Kurang gizi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar